Wednesday, May 29, 2013

Delta Muara Sungai Wanggu teluk Kendari



Teluk Kendari tak dapat dipisahkan dari keberadaan kota Kendari yang menjadi ibukota wilayah Sulawesi Tenggara ini yang menurut beberapa sumber dari teluk inilah semua seluk beluk tentang kota Kendari ini dimulai. Kendari berasal dari kata Kandal (bahasa Tolaki) yang berarti alat dari bamboo atau kayu yang dipergunakan untuk mendorong perahu di tempat yang airnya dangkal.
Teluk kendari ini merupakan tempat bermuara daari sekitar 10 sampai 18 Sungai. Teluk Kendari saat ini telah dalam masa kritis karena terjadi pendangkalan besar besaran dengan laju pendangkalan sekitar 0,207 meter pertahun. Laju pendangkalan ini adalah hasil dari sumbangan 3 sungai yang membawa sediment load terbesar yakni sungai Wanggu, Sungai Madonga, dan Sungai Kambu yang setelah diakumulasikan jumlah load sedimennya adalah 1.330.281 meter3 pertahun.
Sedimentasi  adalah  masuknya  muatan sedimen ke dalam suatu lingkungan perairan tertentu,  melalui  media  air  dan  diendapkan didalam  lingkungan  tersebut.    Sedimentasi yang  terjadi  di  lingkungan  Teluk  menjadi persoalan  bila  terjadi  di  lokasi-lokasi  yang terdapat  aktifitas  manusia  yang membutuhkan  kondisi  perairan  yang  dalam seperti,  pelabuhan,  dan  alur-alur  pelayaran, atau  membutuhkan  kondisi  perairan  yang jernih  seperti  tempat  wisata,  ekosistem terumbu karang.
Sedimentasi di suatu lingkungan teluk terjadi karena terdapat suplai muatan sedimen  yang tinggi  di  lingkungan  teluk.   Suplai  muatan sedimen  yang  sangat  tinggi  yang menyebabkan  sedimentasi  itu  hanya  dapat berasal  dari  daratan  yang  dibawa  ke  teluk melalui  aliran  sungai.   Pembukaan  lahan  di daerah  aliran  sungai  yang  meningkatkan erosi  permukaan  merupakan  faktor  utama yang  meningkatkan  suplai  muatan  sedimen ke muara di teluk.  Selain itu, sedimen dalam skala  yang  lebih  kecil  dapat  terjadi  karena transportasi sedimen sepanjang teluk.
Karakteristik  sedimentasi  di  perairan  teluk terjadi  perlahan  dan  berlangsung  terus menerus selama suplai muatan sedimen yang tinggi  terus  berlangsung.  Proses  sedimentasi berlangsung terus berlangsung selama suplai muatan sedimentasi yang banyak dari daratan masih terus terjadi.
Sedimentasi  di  Teluk  Kendari  terus meningkat  dari  tahun  ke  tahun,   sehingga terjadi  pendangkalan,  terutama  di  muara Teluk  Kendari  dimana  telah  terjadi  daratan yang membentuk delta yang mengakibatkan kelak  akan  terjadi  penutupan  muara. Pendangkalan  ini  disebabkan  oleh sedimentasi  dari  aliran  sungai-sungai  yang bermuara di teluk Kendari, terutama sungai Wanggu  yang  mempunyai  peranan  sebagai pembawa sedimentasi terbesar.
Diketahui  dari  hasil  penelitian  Balai Penelitian  Daerah  Aliran  Sungai  (BP-DAS) Sampara  menyebutkan,  dalam  kurun  waktu 13  tahun  terakhir  terjadi  pendangkalan  di Teluk  Kendari  seluas  101,8  hektar  dan kedalaman  laut  berkisar  9  meter  sampai  10 meter.  Luasan  wilayah  teluk  ini  menyusut dari  semula  1.186,2  hektar  menjadi  1.084,4 hektar pada tahun 2000.
DAS  Wanggu  dan  delapan  DAS  mikro  di  sekitarnya  dengan  luas  ± 45.377,3  ha  memiliki fungsi penting dan peranan  strategis  di Sulawesi Tenggara karena  bermuara  di teluk Kendari dan secara administrasi meliputi  Kab.  Konawe Selatan,  Konawe  dan  Kota  Kendari  (BPDAS  Sampara,  2005).   Salah  satu peranannya  yang  sangat  vital  adalah  sebagai  penyangga  teluk  Kendari.  Teluk Kendari merupakan pelabuhan PELNI,  pelabuhan Rakyat, pusat  kegiatan  latihan PODSI SULTRA dan areal penangkapan ikan bagi nelayan kota Kendari (BPDAS Sampara,  2008).  Disamping  itu,  dibagian  hilir  terdapat  kota  Kendari  yang merupakan  pusat  pemerintahan,  pendidikan  dan  perekonomian.  Di  bagian  hulu merupakan sumber air bersih  bagi  warga di wilayah DAS Wanggu dan  air irigasi sawah seluas 3500 ha di  kecamatan Konda, Poassia dan Ranomeeto.  Di wilayah DAS ini juga terdapat sarana Bandar udara Provinsi Sultra.  Pentingnya  peranan DAS Wanggu tersebut,  perlu didukung oleh upaya pengelolaan dan pemeliharaan fungsi  DAS dalam memelihara kelestarian fungsi hidrologi DAS, meningkatkan dan mempertahankan produktivitas lahan    serta  kelestarian  teluk Kendari. Selain itu,  juga  diperlukan  dukungan  kebijakan  penggunaan  lahan  alternatif  di  DAS Wanggu,  khususnya  penggunaan  lahan  dan  agroteknologi  yang  dapat  menjamin kelestarian ekologis, dan secara ekonomi dapat memenuhi kebutuhan hidup layak petani dan keluarganya.
Aktivitas di sekitar DAS yang bermuara ke Teluk Kendari secara langsung maupun tidak langsung menjadi kontributor terbesar pendangkalan teluk. Terutama aktivitas yang tidak ramah lingkungan seperti penebangan kayu maupun anakan kayu di hutan, pertambangan pasir, serta konversi kawasan mangrove menjadi tambak maupun industri dan pertokoan yang secara langsung mempercepat pendangkalan dan percepatan terjadinya Delta. 

Lokasi Muara Sungai Wanggu Teluk Kendari

Secara Geografis, Muara Sungai Wanggu Teluk Kendari terletak disebelah utara pegunungan Nipa Nipa, disebelah Utara barat ada pegunungan Nanga Nanga, dan sebelah timur ada pemukiman yang Madonga dan Wua Wua yang semuanya merupakan dataran tinggi. Jadi jika kita lihat dari sudut pandang tertentu, lokasi ini mirip seperti wajan penggorengan karena posisi muara sungai ini terletak didataran rendah sedangkan daerah disekitanya berada didataran yang lebih tinggi daripada muara sungai.


Luas Delta Muara Sungai Wanggu
Luas Delta yang terbentuk di muara sungai wanggu teluk kendari ini menurut LA ODE ALWI dalam disertasinya adalah sekitar 923,4 ha, yang masih akan bertambah luas lagi karena load sediment yang dibawa oleh sungai wanggu dan 8 anak sungainya masih relative tinggi yakni 357.810,59 ton pertahun

Dominasi Substrat

Dominasi Substrat pembentuk Delta di muara sungai Wanggu Teluk Kendari ini adalah tanah (lumpur) yang berasal dari Sungai Wanggu karena dari sungai inilah yang paling banyak mengangkut load sediment tanah dan pasir yang paling besar sehingga memungkinkan untuk terjadinya delta pada Muara sungai Wanggu Teluk Kendari ini. Substrat ini berasal dari dataran tinggi yang berada disekitar sungai Wanggu yang terkena erosi akibat alih fungsi lahan hutan yang terus menerus mengalami penurunan .
Menurut LA ODE ALWI dalam disertasinya disebutkan bahwa  Kerusakan hutan di pegunungan Nipa nipa juga menyebabkan terjadinya erosi yang membawa lumpur, pasir, sampah dan limbah rumah tangga, serta berbagai material lainnya ke Teluk Kendari. Sisa-sisa lumpur dan pasir dari kegiatan penggusuran bukit juga segera dihanyutkan banjir ke teluk pada musim hujan.

No comments:

Post a Comment